INILAH band yang jadi persinggahan sang legenda Ivan
Scumbag. Pada awal 1994, Ivan turut membidani kelahiran Infamy bersama
Ajie (gitar), Ramdhan (bas), dan Toto (drum). Mengusung konsep death
metal, Infamy sanggup menarik perhatian di sejumlah gigs.
Formasi Ivan, Ajie, Ramdhan, dan Toto, hanya bertahan dua tahun. Pada
pertengahan 1996, Ivan dan Toto memilih fokus berjuang membesarkan
Burgerkill. Sedangkan Ramdhan tegas berjalan dengan bendera Balcony.
Praktis Ajie sebagai personel asli harus berjuang sendirian
mempertahankan eksistensi Infamy.
Tak terlalu lama berkubang dalam lumpur stagnasi, Infamy mendapat
suntikan darah segar dengan masuknya Bondol untuk mengisi slot vokal. Di
samping Bondol, masuk pula Ipung (gitar), Abas (bas), dan Tommy (drum).
Namun, pada 1998 kembali harus terganggu hengkangnya kawan. Kali ini
Ipung dan Tommy yang keluar.
Setelah mengadakan audisi, Infamy mendapatkan Egi untuk mengisi
posisi drum. Dengan formasi Bondol, Ajie, Abas, dan Egi, mereka kemudian
merekam sebuah singel berjudul Days of Dreaming yang diikutsertakan
dalam kompilasi Brutally Sickness.
Pada 1999, Infamy menambah seorang personil baru pada gitar, yaitu
Toto. Dengan formasi ini, Infamy membuat promo tape yang berisikan lima
buah lagu, di antaranya Self Eliminated, Beyond The Flesh of Innocence,
5th Horizon, Vision of True Belief, dan Days of Dreaming (remixed
version).
Setahun berselang, Infamy kembali merekam sebuah lagu untuk kompilasi
Brutally Sickness 4 yang berjudul Pseudophoria. Tapi sayangnya mereka
harus mendapat pukulan telak dengan keluarnya Bondol dan Abas. Beruntung
tak lama kemudian masuk Novi mengisi posisi bas untuk sementara.
Masuknya Novi dijadikan momentum untuk merevitalisasi konsep musik
mereka. Pada titik tersebut, Infamy memutuskan untuk mengambil saripati
perjalanan mereka sejak 1994 yang kemudian digabungkan dengan pengaruh
musik era kini dalam paduan death metal, rock ‘n roll, acid jazz, heavy
metal, dan nu metal. Sejumlah band inspiratif mancanegara seperti
Metallica, Slayer, Pantera, Slipknot, Korn, Napalm Death, Fear Factory,
Red Hot Chili Peppers, Machine Head, dan Messuggah, turut memberi warna
pada musik mereka. Dan masuknya Andri sebagai vokalis baru makin
mempertegas konsep musik Infamy, yang kemudian mereka sebut sebagai low
rockin’ razor metal.
Dengan konsep dan formasi baru, Infamy menggadang proyek full length
album pada 2003. Tapi, proses rekaman album tersebut sempat digoyahkan
hengkangnya Novi yang lebih memilih fokus pada pekerjannya di bidang
lain. Sangat beruntung Infamy segera mendapatkan Aulia Akbar. Aulia
secara ajaib mampu memahami delapan materi rekaman hanya dalam tempo
lima hari.
Akhirnya mereka rampung merekam delapan lagu yang kemudian dikemas
dalam album self titled. Album ini benar-benar merefleksikan persinggung
personel Infamy dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Pada 2006, Infamy mulai mengumpulkan materi untuk album kedua. Mereka
merekam beberapa demo. Namun, penggarapan album ini memakan waktu yang
cukup panjang dan rumit. Album ini cukup istimewa karena proses mixing
dan mastering dilakukan di Sovereign Studios, Australia. Digarap
langsung oleh pemilik dan sound engineer Sovereign Studios, Aidan
Barton. Jason Hutagalung dari Xenophobic Records juga turut memberi
kontribusi besar dalam penggarapan album tersebut.
Semula album tersebut hendak dirilis label asal Australia pada 2010.
Tapi, karena beberapa hal album itu akhirnya dirilis label lokal,
JetFire Records. Pada pertengahan Februari 2011, album yang kemudian
diberi tajuk Hatremonial itu resmi diluncurkan. Hatremonial bukan
sekadar melahirkan tiga singel edan yakni Silent Farewell, Megalomaniac,
dan Necrophiliac. Hatremonial juga kian mentasbihkan nama Infamy
sebagai band metal dengan nuansa dan rasa yang berbeda.
sumber :http://www.bandung-underground.com/band/i/infamy
jam garuda
Minggu, 17 Februari 2013
0 biografi infamy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar